Senin, 18 September 2023

Bocoran Susunan Pemain Indonesia vs Filipina: Hendra Masih Belum Pasti

 


Tim pelatih timnas voli putra Indonesia masih menunggu perkembangan Hendra Kurniawan dalam menentukan susunan pemain jelang laga pertama di Asian Games 2022 (2023) menghadapi Filipina, Selasa (19/9) malam.
Erwin Rusni yang menjadi salah satu asisten dari pelatih Jiang Jie mengatakan persiapan timnas voli Indonesia kian apik menjelang laga pertama yang akan berlangsung di Deqing Sports Centre Gymnasium.

"Alhamdulillah kondisi anak-anak sudah mulai membaik terutama Hendra [Kurniawan] sama Farhan [Halim]. Dua kali latihan mereka sudah mulai menujukan performa yang baik," terang Erwin dalam pesan singkat.

Mengenai susunan pemain inti yang akan menghadapi Filipina, Erwin menjelaskan masih menunggu perkembangan terkini dari Hendra. Seandainya Hendra tidak main di posisi middle blocker, Timnas Indonesia masih memiliki Hernanda Zulfi dan Muhammad Malizi.

"Tetap yang kemarin Farhan, Fahri [Septian], Angga [Anggara], Dio [Zulfikri], mungkin middle Nanda sama Malizi. Kita lihat perkembangan Hendra," tulis Erwin ketika ditanya mengenai pemain utama.

Indonesia memiliki catatan yang bagus atas Filipina. Pada tahun ini saja dalam tiga pertemuan di SEA Games hingga SEA V League, tim Merah Putih selalu mengemas kemenangan 3-0.

Kendati demikian Dio dan kawan-kawan tak bisa menganggap enteng Filipina yang sedang mencoba bangkit dalam peta persaingan voli dunia.

Selain nama-nama yang disebutkan Erwin, Indonesia diperkuat pemain-pemain lain yang kualitasnya cukup setara seperti Boy Arnez Arabi, Doni Haryono, Jasen Kilanta, Amin Kurnia Sandy Akbar, serta libero Fahreza Rakha.

Setelah berjumpa Filipina pada hari ini, Timnas Indonesia bakal bertemu Jepang dan Afghanistan pada esok dan lusa.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20230919095346-178-1000776/bocoran-susunan-pemain-indonesia-vs-filipina-hendra-masih-belum-pasti.

Warga Jakarta Harus Cetak Ulang KTP 2024

Warga Jakarta diwajibkan untuk mencetak ulang Kartu Tanda Penduduk (KTP) setelah perubahan status dari Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) menjadi Daerah Khusus Jakarta (DKJ).
Perubahan status Jakarta ini sejalan dengan pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Timur. Adapun pemerintah juga telah menerbitkan UU Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Tahun 2024 Jakarta tidak lagi menyandang status Daerah Khusus Ibu Kota (DKI), melainkan Daerah Khusus Jakarta (DKJ). Sehingga seluruh pemilik e-KTP harus melakukan pencetakan ulang," ujar Kepala Disdukcapil Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Budi Awaluddin dalam keterangannya, Senin (18/9).

Budi memperkirakan kebutuhan blanko di Jakarta mencapai 8 juta pada 2024. Budi menyebut karena itu, Dirjen Dukcapil bakal bersurat ke Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono agar melakukan hibah blanko KTP sebanyak 3 juta keping untuk 2024.

Selain itu, Budi berharap Komisi A DPRD DKI Jakarta menyetujui anggaran tinta untuk pencetakan e-KTP massal yang akan dilakukan setelah Rancangan Undang-undang (RUU) DKJ disahkan.

Ia mengatakan, saat ini ketersediaan blangko terbatas. Namun, Budi mengatakan sudah mendata jumlah calon Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang akan berusia 17 tahun sebelum Februari 2024.

"Kami koordinasi dengan KPU jumlah DPT belum ber-KTP ada 120 ribu orang. (Sebanyak) 40 ribu sudah kita cetak, 43 ribu sedang kita kejar untuk melakukan perekaman, sisanya (37 ribu) belum dilakukan pencetakan karena memang masih menunggu mereka berusia 17 tahun," jelas Budi.



 

Warga Gunungkidul Mengais Rembesan Bukit Imbas Kekeringan


 Masyarakat Dusun Tobong Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Ngawen, Gunungkidul, DIY terpaksa harus menempuh perjalanan jauh hingga Sukoharjo, Jawa Tengah demi bisa memperoleh air bersih di tengah musim kemarau panjang dan kekeringan.

Dusun Tobong adalah salah satu wilayah paling utara di Ngawen, Gunungkidul yang mengalami krisis air bersih dampak kemarau panjang tahun ini. Mata air di sana telah lama mengering karena hujan tak kunjung turun.

Marino, salah seorang warga Dusun Tobong bersama dua kepala keluarga lainnya mau tak mau harus menyeberang ke Sukoharjo demi bisa mencukupi kebutuhan air bersih. Bantuan dari pemerintah, dirasa mereka belum mencukupi.

Dusun Tobong di wilayah perbatasan dua kabupaten memang lebih mudah diakses dari Sukoharjo ketimbang dari pusat kota Gunungkidul itu sendiri. Termasuk bagi masyarakatnya yang merasa lebih gampang mendapatkan air bersih di provinsi tetangga.

"Repot, tapi ya gimana. Terpaksa," kata Marino, Rabu (13/9) lalu.

Marino bercerita hampir setiap hari ia dan warga senasib lainnya harus berjalan kaki sembari menenteng beberapa jeriken untuk wadah air. Medan terjal membuat mereka urung menggunakan sepeda motor.

"Kami, warga berharap ada bantuan sumur bor. Kalau kami bikin modalnya yang enggak ada," harapnya.

Nestapa dampak kekeringan juga dirasakan warga Dusun Salak, Semoyo, Patuk, Gunungkidul. Mereka mengais air rembesan yang mengalir dari sebuah tebing atau biasa disebut belik. Itu pun harus berjalan menuruni bukit terlebih dahulu agar bisa sampai ke lokasi.

Naik turun bukit sudah bak jadi kebiasaan bagi Amir dan warga Dusun Salak lainnya saat musim kemarau tiba. Mereka biasanya mengandalkan munculnya genangan dari rembesan air yang mengucur.

Jumlahnya tentu tidak seberapa jika dibandingkan kebutuhan sehari-hari untuk mandi, mencuci, hingga memasak.

Maka dari itu Amir dalam sehari bisa bolak-balik ke lokasi belik ini, di samping ia juga harus bergantian dengan warga lain yang membutuhkan.

"Kalau dulu ya jalan kaki (ke lokasi). Tapi sekarang sudah bisa naik motor diparkir di atas (bukit), baru turun ngambil air," ujarnya.

Air dari belik ini, menurut Amir, juga tidak bisa langsung dipakai karena harus menunggu sampai kotorannya mengendap.

Proses panjang nan melelahkan ini suka atau tidak harus dilalui, terutama semenjak sumber air bersih yang dikelola secara swadaya memakai sumur bor rusak jaringannya imbas gempa bumi beberapa tahun lalu.

Bantu Warga Kesulitan Air Bersih, Puluhan Donatur Salurkan Ratusan Tangki Air Bersih Ke Padukuhan Temuireng


 Kekurangan air bersih saat musim kemarau tiba masih saja terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Gunungkidul. Seperti di wilayah Padukuhan Temuireng, Kalurahan Girisuko, Kapanewon Panggang.

Wilayah ini hampir setiap musim kemarau menjadi langganan kekurangan air bersih.
Guna membantu kesulitan air bersih, Dompet Dhuafa Cabang Yogyakarta berkolaborasi dengan berbagai donatur lainnya melakukan simbolis Droping air di wilayah Padukuhan Temuireng pada Jum’at (15/09/2023).
Hadir dalam acara tersebut Panewu Panggang Widiastuti, Kapolsek Panggang, Danramil Koramil Panggang, Lurah Girisuko, serta warga setempat.

Ketua Dompet Dhuafa Yogyakarta, Muhammad zahron mengatakan, kegiatan tersebut merupakan kolaborasi dari berbagai donatur antara lain ,KyBar Piyungan , Dana Insani Gunungkidul, Ika PLN Yogyakarta, Artha Barakah Imogiri, Beramal Bersama Solo, Umat Gunungkidul, Menoreh Sejahtera Kulon Progo, Dompet Dhuafa Jogja, BMT Bina Umah, serta BMT Armina.

“Kami salurkan sekitar seratus tangki air bersih untuk warga Temuireng. Dan semoga bantuan ini bisa bermanfaat bagi warga,” Katanya.

Sementara itu salah seorang warga Adi Marwoto mengatakan, selama musim kemarau dirinya sudah menghabiskan sekitar 20 tangki air bersih. Menurutnya di wilayahnya belum ada PAM dan juga tidak ada sumber air.
Ia menambahkan, untuk harga bervariasi diantara 150 ribu per Tangki sampai 160 ribu tergantung jarak dekat atau jauhnya penampungan dari jalan .

“Kalau dekat ya ringan kalau warga yang jauh dari jalan harganya ya bisa lebih mahal,”Katanya.

Sementara Panewu Panggang Widiastuti berterimakasih kepada para donatur yang mau peduli terhadap kekeringan yang ada di wilayah Kapanewon Panggang.
dari 6 Kalurahan di Kapanewon Panggang jika musim kemarau memang mengalami kekurangan air bersih. Namun ada juga yang sudah teraliri oleh PAM.

“Kalau di Girisuko itu ada tiga Padukuhan yang belum ada PAM, yaitu Padukuhan Gebang, Temuireng 1 dan Temuireng 2. Dan kami mengucapkan terimakasih kepada para donatur yang telah mau membantu droping air bersih di wilayah Padukuhan Temuireng.
Mudah mudahan bantuan dari donatur bisa membawa manfaat bagi wilayah Padukuhan Temuireng,”Pungkasnya.


Penulis: Jarwanto

Sumber: https://kupass.com/sosial/bantu-warga-kesulitan-air-bersih-puluhan-donatur-salurkan-ratusan-tangki-air-bersih-ke-padukuhan-temuireng/

Usai Kebakaran Akhirnya Bromo Dibuka Lagi


 Objek wisata di Gunung Bromo resmi dibuka lagi usai kebakaran akibat flare dari kegiatan prewedding sejak 6 September lalu. Diketahui usai kejadian itu, wisata Bromo sempat ditutup.
Hal itu disampaikan Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) Septi Eka Wardhani melalui keterangan tertulis, Senin (18/9). Septi mengatakan kunjungan wisata Bromo akan dibuka dari empat wilayah.

"Baik melalui pintu masuk Coban Trisula Kabupaten Malang, Wonokitri Kabupaten Pasuruan, Cemorolawang Kabupaten Probolinggo dan Senduro Kabupaten Lumajang," kata Septi.

Septi mengatakan, wisata Bromo akan dibuka tengah malam, tepatnya Selasa (19/9) mulai pukul 00.01 WIB.

Ia mengungkapkan, pembelian tiket masuk Kawasan Bromo dan sekitarnya hanya dapat dilakukan secara online dan tidak ada pembelian karcis Bromo secara offline di seluruh pintu masuk, kecuali sistem booking online sedang bermasalah.

"Calon pengunjung diwajibkan untuk mematuhi seluruh peraturan dan larangan berlaku di dalam kawasan TN BTS yang yang tercantum di website booking online," ucapnya.

Bagi pengunjung yang telah melakukan pembelian karcis melalui booking online pada 7-18 September 2023, dapat mengajukan reschedule.

Lebih lanjut, kunjungan Wisata ke Ranu Regulo dan Ranu Darungan juga telah dibuka untuk pengunjung. Pembelian karcis masuk Ranu Regulo dan Ranu Darungan dapat dilakukan melalui pembelian langsung di pintu masuk Ranu Regulo dan Ranu Darungan.

"Sedangkan untuk pendakian Gunung Semeru masih ditutup karena tingkat aktivitas kegunungapiannya masih pada Level III, Siaga," katanya.

Pihaknya pun mengimbau kepada seluruh pengunjung dan pelaku jasa wisata agar mematuhi prosedur masuk, peraturan dan larangan yang berlaku di Kawasan TNBTS.

"Serta mengingatkan saat ini masih dalam masa waspada kebakaran hutan agar tidak membawa peralatan yang bisa menimbulkan kebakaran hutan antara lain api unggun, perapian, kembang api, petasan, dan flare untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan demi keselamatan, keamanan, dan kenyamanan bersama," pungkasnya.

Diketahui, Blok Savana Lembah Watangan atau Bukit Teletubbies di Gunung Bromo mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Api berasal dari ulah pengunjung yang menyalakan flare saat sesi foto prewedding, Rabu (6/9).

Akibat kejadian itu, wisata Gunung Bromo dan sekitarnya ditutup sementara. Total luasan yang terdampak kebakaran diperkirakan mencapai 500 hektare. Polres Probolinggo pun telah menetapkan satu orang tersangka dari peristiwa itu. Ia adalah AW (41) seorang manajer wedding organizer asal Lumajang.

Penetapan tersangka ini dilakukan setelah aparat menemukan dua alat bukti. Selain itu, tersangka juga ternyata tidak memiliki Surat Ijin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi).

Kabar wisata Bromo dibuka lagi pun mendapat sambutan hangat dari warganet. Warganet berharap kawasan Bromo bisa kembali hijau seperti sedia kala.


Sumber: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20230919063057-269-1000681/usai-kebakaran-akibat-flare-prewedding-wisata-bromo-dibuka-lagi